Tesis Komonikasi: Proses Produksi Program Acara “Asal Usul” (TRANS7)

Judul Tesis : Proses Produksi Program Acara “Asal Usul” PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (TRANS7)

 

A. Latar Belakang

Program acara Asal Usul di TRANS7 merupakan salah satu program entertaiment atau sajian program acara yang tergolong dalam kategori acara feature. Program yang mulai tayang 8 Januari 2006 dan dipandu oleh 1 orang presenter yang sekaligus berperan sebagai reporter ini mempunyai selogan “kalau asal jangan usul, kalo usul ga boleh asal”. Program yang berdurasi 30 ini tayang setiap hari senin sampai dengan jumat pukul 17.00 WIB ini yang menyajikan tayangan yang berbeda dengan acara feature yang lain. Program Asal Usul merupakan program acara di TRANS7 yang dirancang khusus untuk membongkar kepercayaan atau mitos yang sudah lama hidup dan dipercaya masyarakat.

Mitos tak boleh asal dipercaya tanpa ada pengujian secara ilmiah. Asal Usul akan menjawab keragu-raguan itu. Program ini cocok untuk semua kalangan, terutama ibu-ibu (yang sangat percaya akan mitos), dan juga anak muda yang masih penasaran dengan serangkaian kepercayaan yang tidak masuk logika. Awalnya acara Asal Usul ini sering menayangkan topik yang berbau klenik dan juga mistis, namun karena banyak komplain dari forum yang masuk di www.trans7.co.id maka topik acara yang berbau klenik dan mistis sedikit dikurangi dan sekarang lebih condong ke topik yang berbau mitos, legenda, upacara adat, dan budaya. Jadi dengan adanya program acara Asal Usul ini masyarakat diharapkan bisa menyikapi mitos-mitos yang selama ini membuat penasaran akan kebenaran mitos tersebut.

 

B. Tujuan

  1. Memenuhi Tugas Akhir Program Studi Diploma III jurusan penyiaran Universitas Sebelas Maret Surakarta dan sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar Ahli Madya (AMd) di Bidang Komunikasi Terapan.
  2. Memahami dan terlibat secara langsung rangkaian proses produksi program acara Asal Usul di Stasiun Televisi TRANS7 Jakarta.

 

C. Tinjauan Pustaka

Produksi siaran Televisi

”Di Inggris televisi daerah merupakan satu konsep yang lebih dihargai dalam hal niat ketimbang aksi”. (Graeme Burton, 2007. Membincangkan Televisi, Bandung & Yogyakarta: Jalasutra, hal 92). Dalam membincangkan Televisi di Indonesia, ada 10 stasiun televisi swasta nasional dan stasiun televisi lokal yang hampir ada disetiap daerah. Dan menanggapi pemikiran Graeme Burton diatas bahwa benar adanya bahwa sebenarnya televisi lokal juga mempunyai ide yang cukup kreatif dalam menciptakan program acaranya, yang bisa dikatakan tidak kalah dengan televisi nasional. Namun dari segi biayalah yang menjadi kendala stasiun TV lokal untuk melakukan aksi dan menuangkan kreatifitas yang maksimal.”

Pra Produksi (Pre Production)

Sebelum.memproduksi sebuah mata acara yang dilaksanakan di luar studio (out door) atau dalam studio (in door), tim produksi haruslah memiliki tempat atau kantor sebagai base camp. Crish Mutter beranggapan ”Before you start writing the treatment you will need to do some research.”. (Crist Mutter, 1999. Television Program Making, Melbourne: Oxfrod Auckland Boston Johannesburg, hal 24). Menurut Mutter riset merupakan suatu acuan informasi dalam pembuatan treatment, jadi riset harus dilakukan diawal karena semua informasi tentang bahasan materi akan didapat melalui riset.

Pasca Produksi (Post Production)

Semua kegiatan setelah peliputan/shooting/taping sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali. Yang termasuk kegiatan pasca produksi antara lain : editing (penyuntingan), manipulating (pengisian suara), subtittle, tittle, ilustrasi, efek, dan lain-lain. (J.B. Wahyudi, 1992. Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak, Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, hal 75).

 

D. Kesimpulan Tesis

Proses pembuatan program acara Asal Usul di divisi News TRANS7 khususnya program acara Asal Usul pada prinsipnya tidak banyak berbeda dengan proses yang berlangsung di banyak stasiun televisi lain. Di TRANS7 telah dibuat semacam Standart Operational Prosedur (SOP) dalam pembuatan program acara, untuk menjaga kwalitas yang dihasilkan oleh divisi news. Dalam hal ini kreatifitas sangat dibutuhkan mengingat persaingan antar program acara televisi semakin ketat. Selain itu kwalitas program acara pun harus dijaga untuk mempertahankan pemirsanya.

Dalam proses produksi acara, satu tahap mempunyai peranan yang sama pentingnya dengan tahap yang lain dan bila salah satu tidak dilaksanakan maka proses produksi tidak dapat berjalan lancar, karena antara tahap satu dengan tahap lainnya saling berhubungan dan terikat satu sama lain. Jadi dalam memproduksi sebuah acara televisi dibutuhkan koordinasi dalam kerja tim agar tidak menghambat proses produksi. Perlu juga diingat bahwa jantung operasional sebuah divisi news adalah rapat redaksi, dan ini merupakan kegiatan rutin yang penting bagi pemgnembangan dan peningkatan kwalitas berita dari stasiun televisi yang bersangkutan.

 

E. Saran

  1. Untuk menghasilkan tayangan berita yang baik, maka proses pembuatan berita harus didukung dengan sarana dan perlengkapan yang memadai. Sayangnya, justru itu yang menjadi kelemahan TRANS7 saat ini. Maka perlu adanya peningkatan kwalitas dan kwantitas perlengakapan seperti komputer internet dengan konektivitasyang cepat untuk keperluan E-mail dan keperluan riset.
  2. Penambahan sarana transportasi (mobil), supaya mobilitas antara kantor dan tempat editing berjalan lancar.
  3. Dibikin jadwal dubber untuk proses dubbing yang tetap untuk memperjelas dan mepermudah proses dubbing.

 

Contoh Tesis Komunikasi

  1. Proses Produksi Program Acara Wanted di PT. Cakrawala Andalas Televisi (ANTV,)
  2. Proses Penulisan Produksi Berita di Solo Radio 92, 9 Fm
  3. Proses Produksi Program Acara “Asal Usul” PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (Trans7)
  4. Program Musik Televisi dan Kesenjangan Kepuasan Penonton
  5. Media Relations dan Customer Relations PT. Indosiar Visual Mandiri