Pendapatan Pedagang Kaki Lima, Sebelum Dan Sesudah Petanaan Pasar

  • Post author:
  • Post category:Tesis

Latar Belakang Analisis Pendapatan Pedagang Kaki Lima

Sisi positif dan negatif dari usaha sektor informal ini bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, namun untuk mengurangi dampak negatif dari usaha perdagangan kaki lima dan memperbesar sisi positif dari sektor ini diperlukan peran dan campur tangan dari pemerintah, beranjak dari permasalahan tersebut sejak tahun 2005 pada era kepemimpinan Jokowi-Rudi(Joko Widodo dan Fx. Hadi Rudyatmo) Pemerintah Kota Surakarta mempunyai komitmen menata PKL.

Pendapatan Pedagang Kaki Lima
Pendapatan Pedagang Kaki Lima

Dimulai dengan memetakan jumlah PKL seluruh kota surakarta didapat jumlah 5.817 PKL, Pemerintah Kota Surakarta membuat model penataan PKL dimulai dengan penataan model shelter, relokasi PKL klitikan Monumen Banjarsari ke Pasar Notoharjo Semanggi dan pemberian bantuan gerobak dan tenda/payung. Penataan dengan model shelter tersebar di 10 lokasi menyebar diseluruh Kota Surakarta.

Pembangunan shelter PKL dimaksudkan untuk menata PKL akan tetapi tempatnya masih disekitar tempat mereka berusaha, adapun proporsi penataan PKL terendah di timur PDAM dengan prosentase 1,97 % sedangkan proporsi tertinggi di shelter Manahan dengan prosentase 29,91 %. Penataan PKL yang dilakukan Pemerintah Kota Surakarta telah menelan biaya yang sangat besar walaupun belum semua PKL di Kota Surakarta tersentuh oleh penataan, tentunya baik pemerintah maupun PKL berharap dengan model penataan yang diterapkan dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di kota khususnya kota Surakarta lebih jauh lagi penataan yang diterapkan dapat meningkatkan kesejahteraan PKL.

 

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah terdapat perbedaan yang signifikan rata – rata pendapatan per bulan usaha PKL ketika di Monjari dengan setelah direlokasi ke pasar Klithikan Notoharjo Semanggi ?”

Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk : “Mengetahui dan menganalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan rata – rata pendapatan per bulan dari PKL ketika di Monjari dengan setelah menempati pasar Klitikan Notoharjo Semanggi.”

Kesimpulan

  1. Karakteristik profil pedagang Kaki Lima di Pasara Notoharjo Semanggi Berdasarkan uraian dari masing-masing analisis profil PKL dapat ditarik beberapa kesimpulan yang diantaranya adalah Pendidikan, latar pendidikan PKL sangat beragam yang terendah 3 % dari tidak tamat SD sampai dengan yang terbesar berlatar pendidikan mayoritas SMU (56%) dimana tergolong tanggung, PKL sebagian adalah pekerjaan pertama mereka dikarenakan menjadi PKL membutuhkan ketrampilan yang sederhana.
  2. Pendapatan PKL

Keadaan PKL sebelum (Monjari) dengan sesudah di pasar Klitikan Notoharjo Semanggi dapat disimpulkan sebagai berikut : semua jenis usaha (variasi mobil, elektronik, onderdil motor, pakaian, kaset/CD barang bekas, sandal sepatu, helm, alat bangunan, makanan-minuman, dan lain-lain) mengalami kenaikan ditinjau dari persentase pendapatan PKL.

Saran

  1. Bagi Pemerintah

Memperkuat bantuan modal agar PKL dapat berkembang dengan kemampuan modal yang meningkat sehingga dapat meningkatkan pendapatan PKL.

  1. Bagi Pedagang

Hasil penelitian ini dapat digunakan pedagang Pasar Klithikan Notoharjo untuk memahami peningkatan pendapatan dari sebelumnya dengan terus memperhatikan faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari setiap usaha yang dijalankannya.