Hubungan Kemampuan Metakognitif dan Lingkungan Belajar

  • Post author:
  • Post category:Artikel

Judul Skripsi : Hubungan Kemampuan Metakognitif dan Lingkungan Belajar Rumah Sakit dengan Kemampuan Pemecahan Masalah Asuhan Keperawatan pada Mahasiswa (Akademi Keperawatan Lumajang)

 

A. Latar Belakang Masalah Skripsi

Program profesi merupakan suatu proses sosialisasi peserta didik dalam mendapatkan pengalaman nyata untuk mencapai kemampuan ketrampilan profesional: intelektual, sikap dan teknis dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien. Hasil akhir yang diharapkan mahasiswa dari program profesi adalah memiliki kemampuan profesional salah satunya dapat melaksanakan asuhan keperawatan dari masalah yang sederhana sampai yang kompleks secara tuntas melalui pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, implementasi dan evaluasi (Nursalam, 2003). Tentunya pelaksanaan asuhan keperawatan bisa dilaksanakan selama mahasiswa praktik di fasilitas pelayanan kesehatan sehingga dibutuhkan lingkungan belajar tempat praktik. Tempat praktik adalah suatu institusi di masyarakat dimana peserta didik berpraktik pada situasi yang nyata melalui penumbuhan dan pembinaan ketrampilan intelektual, teknik dan interpersonal (Nursalam, 2003).

Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan diatas, maka dikatakan metakognisi memiliki peranan penting dalam mengatur dan mengontrol proses-proses kognitif seseorang dalam belajar dan berfikir terutama dalam kemampuan pemecahan masalah khususnya dalam pemecahan masalah asuhan keperawatan pada mahasiswa diploma keperawatan ketika praktik di rumah sakit serta lingkungan belajar apakah dapat digunakan dalam pemecahan masalah keperawatan.

 

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

  1. Adakah hubungan kemampuan metakognisi dengan kemampuan pemecahan masalah asuhan keperawatan pada mahasiswa keperawatan?
  2. Adakah hubungan lingkungan belajar seperti rumah sakit dengan kemampuan pemecahan masalah asuhan keperawatan pada mahasiswa keperawatan?
  3. Jika ada, seberapa besar kekuatan kemampuan metakognisi, lingkungan belajar dengan kemampuan pemecahan masalah asuhan keperawatan pada mahasiswa keperawatan?

 

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Mempelajari hubungan kemampuan metakognisi dan lingkungan belajar dengan kemampuan pemecahan masalah asuhan keperawatan pada mahasiswa keperawatan.

 

Tujuan khusus

  1. Mempelajari hubungan kemampuan metakognisi dengan kemampuan pemecahan masalah asuhan keperawatan pada mahasiswa keperawatan.
  2. Mempelajari hubungan lingkungan belajar rumah sakit dengan kemampuan pemecahan masalah asuhan keperawatan pada mahasiswa keperawatan.
  3. Meneliti kekuatan hubungan kemampuan metakognisi dan lingkungan belajar rumah sakit dengan kemampuan pemecahan masalah asuhan keperawatan pada mahasiswa keperawatan.

 

D. Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan terdapat hubungan yang secara statistik signifikan antara kemampuan metakognitif dan kemampuan pemecahan masalah asuhan keperawatan pada mahasiswa keperawatan, semakin tinggi kemampuan metakognitif pebelajar, semakin tinggi pula kemampuan pemecahan masalah asuhan keperawatan (b = 0.3, CI 95 % 0.2 sampai 0.4) Terdapat hubungan yang secara statistik signifikan antara lingkungan belajar dan kemampuan pemecahan masalah asuhan keperawatan, semakin ideal atau baik lingkungan belajar,semakin tinggi pula kemampuan pemecahan masalah asuhan keperawatan pada mahasiswa keperawatan (b = 0.4, CI 95 % 0.2 sampai 0.7)

 

E. Saran

  1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan kemampuan pemecahan masalah asuhan keperawatan dengan variabel-variabel lain seperti motivasi, tingkat emosional pebelajar, metode pembelajaran, karakteristik ruangan.
  2. Institusi rumah sakit khususnya ruang tempat praktik perlu dikelola tidak hanya sekedar sebagai tempat praktik tetapi sekaligus menjadikan sebagai lingkungan belajar yang ideal bagi proses pembelajaran klinik keperawatan.